Kamis, 19 Juli 2012

Wisata Pantai Galesong Makin Asik Saja Featured







  • font size
     decrease font size increase font size

dipublish : NURDIN ( 105310169110 )

Taman di Resor Pantai GalesongTaman di Resor Pantai GalesongFurqon Majid



MEMANG hanya sepiring pisang goreng keju dan segelas teh manis hangat. Disantap berdua pula. Tapi akhir pekan di Pantai Wisata Galesong Utara sangat indah. Angin laut dan panorama bias jingga matahari redup di horison membuat setiap gigit potongan pisang kepok terasa legit.
Saya datang ke sebuah resor Pantai Wisata Galesong Utara, Desa Tamalate, Kabupaten Takalar, Minggu (21/2/2011), bersama istri. Letak pantai ini tidak jauh dari Kota Makassar. Hanya butuh waktu 35 menit menyusuri jarak sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Makassar.


Begitu masuk ke dalam kompleks obyek wisata ini, pandangan tertumbuk pada sebuah bangunan dua lantai bergaya mediteranian. Warnanya paduan krem dan kuning gading. "Ini penginapan. Ayolah, kita mesti mencoba menginap di sini barang satu malam saja," kata istriku merayu.

Di seputar bangunan itu adalah taman yang tertata sangat baik. Pohon-pohon besar tumbuh dengan lebat membuat suasana menjadi teduh. Di balik bangunan itu ada sebuah kolam renang dan laut biru yang membentang. Laut bukanlah hal luar biasa bagi warga Makassar. Tapi di entah mengapa, panorama laut di Galesong Utara ini terasa sangat indah.

Di sisi kiri si Mediteranian, ada arena outbond. Sebuah bangunan terbuat dari kayu berdiri tepat di tengahnya. Pada salah satu pintunya tertulis Lorong Rahasia. Rupanya bagian dalam bangunan adalah permainan teka-teki. Di atasnya adalah ruang lapang berundak dengan beberapa titian tali yang terhubung dengan pohon-pohon di sekelilingnya.

Minggu itu pengunjung cukup ramai. Titian tali, ayunan, dan jembatan goyang dipenuhi anak-anak. Mereka berteriak-teriak girang. Heboh sekali. "Kamu mau coba main motor-motoran?" tanyaku pada istri. Kami jadi seperti anak kecil yang ingin ikut dalam kehebohan itu. "Bolehlah," kata istriku menyambut.

Sebutannya adalah ATV, yaitu motor bermesin kecil dan memiliki empat roda. Motor berlari di sebuah jalur yang dibuat khusus. Melingkar sepanjang kurang lebih 100 meter dengan lebar 1,5 meter. Tanpa banyak cakap, ia menunggangi sebuah motor berwarna hijau dan tancap gas. Bruum... ATV ini ditunggangi baik oleh anak-anak dan orang dewasa.

Puas dengan permaianan anak-anak itu, kami menuju ke pantai. Ombak cukup besar saat itu. Jadi saya urungkan niat untuk beranang. Padahal saya ingin sekali berenang di laut. Sementara kolam renang yang ada di depan mataku tak membuatku tertarik. "Jika laut cukup tenang, banyak orang akan bermain jetski, flying fish, dan banana boat," ujar seorang petugas.

Jadilah kami memesan satu porsi pisang goreng dan secangkir teh manis hangat untuk sekadar ngemil. Perut belum terasa lapar. Ada dua restoran di sana. Saya memesan pada salah satunya yang menghadap ke laut tanpa halangan. Nyamm, tak kusangka nikmat sekali.

Tak terasa, obrolan santai di sebuah gazebo yang menghadap laut telah menghabiskan waktu satu jam lebih. Matahari sudah sangat redup. Langit mulai menghitam. "Besok hari kerja. Jadi menginapnya kita tunda dulu ya. Kita pulang sekarang," kataku pada istri. Tapi kujanjikan pasti akan menginap di sini, kapan-kapan.

Tarif penginapan di sana tak terlalu mahal. Kira-kira setera dengan hotel bintang tiga di Makassar. Tersedia kamar standar untuk dua orang dan kamar keluarga (family room) untuk delapan orang. Tarif kamar standar Rp 390.000 dan tarif kamar keluarga Rp 590.000. Pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur tarif kamar standar menjadi Rp 490.000 dan kamar keluarga Rp 790.000.

Resor ini juga mudah dijangkau dari Makassar. Hanya 40 menit perjalanan ke arah Kabupaten Takalar melalui Jl Metro Tanjung Bunga dan Barombong. Perjalanan ke sana juga menyenangkan dengan panorama sawah yang hijau membentang. Sayangnya belum ada angkutan umum dari Makassar.(Furqon Majid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar